Wartawan Jepang wanita ini memang lain daripada wanita Jepang lainnya. Justru ingin mencari yang menantang dirinya sehingga berani pergi ke tempat perang di Timur Tengah, Siria, Irak, Iran dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Saya suka yang menantang sejak kecil, mungkin karena melihat boneka dakocan hitam Aladin sejak anak-anak jadi ingin ke Arab sejak kecil walaupun pertama ke Asia seperti China dan Asia Tenggara, tapi belum pernah ke Indonesia sampai kini,” papar Miyu Suzuki (27) wartawan Jepang khusus kepada JIEF baru-baru ini.
Suzuki memang spesialis ke negara yang berperang seperti Siria, Irak dan negara ISIS. Namun diakui belum pernah bertemu tentara pejuang ISIS pimpinannya karena juga dilarang sekali sama teman-temannya sesama wartawan perang lelaki Jepang mengingat bahaya dan resiko yang sangat tinggi, ungkapnya.
“Jadi saya ke sekitar sekelilingnya (border) saja seperti daerah Mosul, namun juga bertemu para mata-mata ISIS yang selalu curiga dengan kehadiran saya.”
Selain itu Suzuki juga sempat melihat ke kamp pengungsian sekitarnya di mana banyak yang menghindar dari peperangan dengan ISIS pindah ke negara tetangga seperti Irak dan sebagainya.
Diakuinya pula Suzuki hanya bisa sedikit saja berbahasa Arab untuk mendukung kerjanya sebagai wartawan perang di sekitar negara ISIS tersebut.
“Tentu saja saat saya ke sana semua bagian tubuh sampai terbawah tertutup memakai hijab menutupi seluruh kepala saya. Jadi hanya mata saya saja yang terlihat kalau di sana,” paparnya lagi.
Kalau ditanya kalangan ISIS maka Suzuki menyatakan dari Korea, “Tak mau saya terdeteksi nanti repot urusannya, jadi saya banyak bilang yang berusaha menutupi identitas saya agar tak terdeteksi.”
Mengapa demikian? Ternyata ada temannya yang terdeteksi data pribadinya sampai akhirnya sempat mendapat ancaman mau dibunuh. Dia pun ketakutan dan pindah ke tempat lain, menutupi privasinya mencari persembunyian di lokasi lain yang baru guna menghindari ancaman pembunuhan tersebut.
Lalu kalau ke Indonesia apa yang akan dilakukan Suzuki?
“Saya tuh mau cari mau tahu di mana lokasi orang Indonesia yang bergabung dnegan tentara ISIS. Katanya saya dengar ada pusat pelatihan di Indonesia dan ada beberapa tentara ISIS dari Indonesia. Di mana itu pusat-pusat para pejuang ISIS di Indonesia, penasaran mau tahu dan mau saya wawancarai mereka, karena di Indonesia tentu akan jauh lebih rendah resikonya bertemu mereka ketimbang langsung bertemu tentara ISIS di Timur Tengah di markas mereka sendiri,” jelasnya lagi.
Suzuki melihat meskipun tergabung menjadi tentara ISIS di Indonesia, terkenal di Jepang orang Indonesia baik-baik, mudah berteman, banyak senyum, ramah, dan lokasi di Indonesia juga mestinya bukan tempat perang seperti di Timur Tengah, aman, nyaman, sehingga resiko lebih kecil menemui di Indonesia ketimbang di markas pusat ISIS di Timur Tengah.
“Pokoknya kalau ke Indonesia saya mau mencari mereka yang tergabung ke dalam ISIS untuk saya wawancarai. Selain itu mungkin ya untuk jalan-jalan terutama mungkin juga ke Bali karena saya dengar cantik indah bagus dan nyaman di sana,” ungkapnya lagi.
Suatu waktu mungkin dirinya akan ke Indonesia, “Mau mau mau saya ke Indonesia,” tekannya lagi lebih lanjut berulang kali.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.