Umumnya perusahaan televisi mencari penyiar wanita yang segar dan cantik dan masih muda.
Tapi televisi Jepang ini, Amakusa TV di Kumamoto justru memiliki penyiar nenek-nenek dengan usia rata-rata 90 tahun dan yang tertua penyiar Shino Mori, nenek dengan usia 114 tahun.
“Kita saat ini mencari tenaga penyiar tidak ada yang melamar masuk, malah wanita lansia yang melamar. Eh jadi keterusan dan malah dapat tanggapan positif dari masyarakat. Ya sudah kita panggil nenek-nenek jadi penyiar di sini, lalu kita latih,” kata Hiroaki Kaneko memberikan alasan mengapa banyak nenek sebagai penyiar.
Saat ini Amakusa TV ada 12 wanita menjadi penyiar. Bahkan ada yang baru masuk (mulai 1 Agustus 2017) nenek usia 100 tahun Ounita Haruno (biasa dipanggil Haruchan, nama panggilan mesranya supaya kelihatan tetap muda walau sudah 100 tahun).
Dari 12 penyiar wanita itu hanya satu wanita yang masih muda kelahiran tahun 1980, Asara McCormick dipanggil Asi yang sempat bekerja satu tahun antara tahun 2004-2005.
Televisi di Kumamoto ini memang berusaha mengembalikan semangat hidup masyarakat Kumamoto yang beberapa tahun lalu sempat dihantam bencana alam gempa bumi dan belakangan dihantam banjir, dengan siaran-siaran ringannya meliputi Perfektur Kumamoto.
Umumnya masyarakat Kumamoto langsung mengetahui kalau penyiar Amakusa TV datang mewawancarai mereka, karena hanya satu-satunya TV di Jepang dengan penyiar lansia nenek-nenek.
Para penyiar ini selalu disambut dengan senyum kedatangan mereka sebagai tanda hormat, sehingga kerja sama dengan mudah dilakukan dengan para reporter lansiak Amakusa TV tersebut.
Wawancara yang dilakukan para penyiar lansia ini juga beragam mulai yang ringan dan lucu misalnya acara lingkungan hidup.
Misalnya di Amakusa Geopark di Reihok, Kumamoto, ada pantai dengan batu-batuan besar yang menyerupai atau sangat mirip sekali dengan bentuk payudara.
Penyiar berusia 85 tahun Fumiko Tajiro (biasa dipanggil Fumichan), menyiarkannya dan membuat banyak penonton tertawa karena cara penyampaianya yang santai seolah seorang nenek sedang menceritakan sesuatu kepada cucunya.
Wawancara pun ada yang dilakukan dengan Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso. Namun tentu saja dilakukan dengan sangat santai dan Aso pun selalu menjawab dengan tertawa menghadapi nenek penyiar yang usianya 100 tahun.
Akibatnya berbagai acara di Amakusa TV menjadi sangat populer walaupun televisi daerah (namun dengan teknologi canggih menggunakan kamera 4K), sehingga mengundang wartawan dari barat mewawancarai para reporter lansia di Amakusa TV.
Jepang yang sudah sangat kekurangan SDM usia muda, terpaksa akan memanfaatkan kalangan lansia untuk bisa melangsungkan usahanya di masa depan.
Amakusa TV mulai penyiaran sejak tahun 2001.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.