Para wanita cantik Jepang dengan pakaian kimononya semakin cantik berjuang dalam kejuaraan tradisional memanah (Kyudo) di awal tahun baru ini di Kuil Sanjusangen-do, Kyoto, Minggu (14/1/2018).
“Gugup juga saya menarik busur dan fokus ke arah targetnya karena dilakukan di kuil dan disaksikan banyak orang. Tapi ya akhirnya bisa juga dilakukan,” ungkap seorang peserta, Asayama kepada JIEF, Minggu.
Di Kuil Sanjusangen-do Higashiyama-ku, Kota Kyoto, peringatan tradisional memanah yang dilakukan dari sekitar periode Kamakura hingga periode Edo, dilakukan di koridor aula utama, yang panjangnya sekitar 120 meter.
Ketrampilan meluncurkan busur panah dilakukan setiap tahun secara terbuka di dalam kuil yang keramat tersebut.
Kejuaraan ini bukan hanya sebagai olahraga tetapi lebih kepada pelestarian budaya Jepang sejak zaman dulu hingga sekarang.
“Juga dalam rangka mewariskan budaya para ksatria Jepang di masa lalu. Tetapi kini tampaknya banyak disenangi kalangan wanita juga,” ungkap seorang panitia kepada JIEF.
Sekitar 90 peserta wanita dewasa ikut serta dalam kejuaraan tradisional memanah tersebut di luar ruangan tetapi di dalam arena kuil tersebut.
Para wanita dengan mantap membidik sasaran berdiameter 1 meter yang berada di depan 60 meter dengan meluncurkan anak panahnya bergantian.
Kota Kyoto di pagi hari ini sangat dingin sampai di bawah suhu nol derajat Celcius.
Meskipun demikian cukup banyak orang berkunjung dan asyik menyaksikan acara tersebut.
Di kejauhan para juri ikut menilai para srikandi Jepang itu memanah sasarannya dan pada akhirnya mengumumkan pemenang kejuaraan.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.