Informasi sistem gempa yang disampaikan ke semua ponsel warga Jepang, Jumat (5/1/2018) kemarin mengalami kesalahan.
Sistem mencatat gempa bumi dengan skala 8,3 SR, padahal gempa bumi itu terjadi dua kali di tempat yang berbeda dengan jarak sekitar 500 kilometer dengan selisih waktu 3 detik saja.
Badan Meteorologi Jepang (BMJ) akhirnya minta maaf mengakui adanya kelemahan dalam sistem pendeteksian gempa bumi, Jumat (5/1/2018).
“Kami mendeteksi memang ada kelemahan dalam sistem pendeteksian gempa bumi siang tadi,” kata pejabat BMJ yang juga minta maaf kepada masyarakat atas kesalahan tersebut, Jumat (5/1/2017) sekitar jam 18.30 waktu Jepang.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebelum rapat kabinet saat pengambilan foto bersama, Jumat (5/1/2018) jam 11.02 kemarin sempat kena “tipu” sistem pendeteksian gempa bumi.
PM Abe mendadak membuka ponsel warna emas mengkilatnya jam 11.03 karena bergetar ada pesan masuk.
Gemba bumi kemarin dimulai dari Toyama bagian barat jam 11.02 dengan kekuatan 3,9 SR (skala richter).
Lalu hanya selisih waktu 3 detik gempa bumi bersamaan jam 11.02 terjadi di Ibaraki tengah dengan kekuatan 4,4 SR.
Karena gempa hanya beda 3 detik, sistem tak bisa membedakan dan tercatat kemungkinan menjadi sekitar 8,3 SR, terjadi kesalahan mendeteksi.
Sistem deteksi gempa yang otomatis disalurkan ke semua ponsel terjadi apabila gempa bumi dengan kekuatan 5 SR atau lebih.
“Dan kali ini sistem mendeteksi salah dengan penjumlahan kedua gempa yang berjauhan jaraknya tersebut,” ungkap pihak BMJ kemarin.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.