Gerakan Nasional Jepang Berencana Merekonstruksi Benteng Edo

Jika di London ada Big Ben dan Istana Buckingham, di Paris ada Arc de Triomphe, Versailles Palace, lalu ke Beijing ada Forbidden City dan ke New York ada Patung Liberty. Lalu kalau ke Tokyo ada apa?

“Saya ingin kalau ke Tokyo ada lokasi wisata khas Jepang yaitu Benteng Edo yang terkenal. Itu sebabnya kita butuh rekonstruksi supaya lebih cantik, megah dan dikenal di dunia, sebagai simbol atau lambang Jepang nantinya,” kata Naotaka Kotake, Kepala Rekonstrtuksi Benteng Edo.

Tokyo di masa lalu disebut Edo, di zaman Samurai mulai tahun 1603-an ke atas. Dulu ada Tower Benteng Edo yang saat ini terletak stasiun kereta api Tokyo.

Namun benteng hancur karena kebakaran besar tahun 1657.

“Itulah sebabnya kami berkeinginan untuk membangun Tower Benteng Edo kalau bisa sebelum tahun 2020. Kalau ini berdiri, suasana Tokyo akan jauh berubah dan bisa menjadi simbol Jepang dan bangsa Jepang di masa depan,” tambahnya.

Untuk rekonstruksi tersebut sekelompok orang mendeklarasikan rekonstruksi ini bulan Desember 2004, lalu mendapat persetujuan pemda Tokyo bulan Maret 2006.

Pengumpulan anggota dilakukan November 2008 mencapai sedikitnya 1.000 orang. Juni 2010 peta rekonstruksi dibuat dan diumumkan ke masyarakat.

April 2011 Menteri Perpajakan Nasional menyetujui status Yayasan Rekonstruksi Benteng Edo dan Mei 2011 dimulai lah kampanye pengumpulan tanda tangan untuk mengumpulkan dukungan ke sebanyak mungkin warga Jepang.

Desember 2012 keanggotaan mencapai 3.060 orang. Februari 2013 dalam rapat diputuskan membuat rencana jangka menengah dan jangka panjang.

Februari 2014 keanggotaan mencapai sedikitnya 4.000 orang dan November 2015 laporan lengkap pembangunan kembali Benteng Edo disetujui.

Desember 2015 NHK dengan berita-beritanya mendukung sepenuhnya rekonstruksi Benteng Edo dan perjuangan membangun rekonstruksi Benteng Edo masih terus berjalan hingga kini antara lain dengan pengumpulan dukungan warga Jepang, pengumpulan dana dan pengumpulan tenaga sukarela untuk pembangunan benteng tersebut nantinya.

Mungkin menarik diperhatikan, Benteng Edo sebagai lambang Tokyo tetapi restorasi dilakukan seorang profesor dari Universitas Hiroshima, di selatan Jepang, bernama Prof Masayuki Miura.

Satu bukti Benteng Edo adalah milik semua warga Jepang, menjadi gerakan nasional di Jepang saat ini, meskipun sebagai lambang dan simbol Tokyo ibukota Jepang ini.

Be the first to comment

Leave a Reply