Film Ini Kisah Tiga Dara yang sedang ditayangkan di Festival Film Internasional Tokyo, karya Nia Dinata ternyata Full House, selalu penuh di setiap penayangannya.
“Luar biasa minat menonton para warga Jepang terhadap film saya ini,” kata Nia Dinata khusus kepada JIEF malam ini, Sabtu (29/10/2016).
Potongan gambar dalam film “Ini Kisah si Tiga Dara” Garapan Sutradara Nia Dinata. (Foto: TIFF)
Semua bioskop yang memutar film Ini Kisah Tiga Dara ternyata tak bersisa satu tiket pun.
Bahkan seorang warga Jepang yang ingin sekali menonton, kalau perlu berdiri, tidak diizinkan.
“Saya tahu film-film yang dibuat Nia pasti bagus-bagus. Sayang sekali saya kehabisan tiket malam ini. Mungkin besok akan coba lagi,” ujar Kyoko Watanabe yang khusus datang dari Saitama untuk melihat film Nia tersebut tak bisa menyaksikan malam ini.
“Saya bersyukur film dipenuhi penonton Jepang. Film ini menyajikan juga alam Indonesia timur khususnya Maumere sehingga kita bisa ikut promosi kan pula daerah tersebut yang indah ke para warga Jepang,” ujarnya.
Selain film yang dibuat Nia, ada sebelas film Indonesia yang diputar dalam kaitan TIFF tersebut yang berakhir 3 November mendatang.
Sebelas film Indonesia yang tayang di Crosscut Asia TIFF yakni “Emma” (Athirah) garapan Riri Riza, “Three Sassy Sisters” (Ini Kisah Tiga Dara) arahan Nia Dinata, dan “Catatan Dodol Calon Dokter” yang disutradarai Ifa Isfansyah.
Lainnya adalah “Filosofi Kopi” (2015) arahan Angga Dwimas Sasongko, “Following Diana” (Sendiri Diana Sendiri) yang disutradarai Kamila Andini, “Fiction” (2013) besutan Mouly Surya, dan “Someone’s Wife in the Boat of Someone’s Husband” (2013) arahan Edwin.
Tiga film Teddy Soeriaatmadja yakni “About a Woman” (2014), “Something in the Way” (2013), dan “Lovely Man” (2011) tampil pula mengisi seksi tersebut.
Sisanya, satu film klasik Tanah Air garapan sutradara Usmar Ismail “Lewat Djam Malam” (1954) dalam versi yang telah direstorasi juga terpilih untuk tayang di Crosscut Asia TIFF.