Membuat makanan sehari-hari di kala suasana normal tanpa bencana alam sudah biasa.
Namun membuat resep makanan darurat untuk disajikan kala bencana alam, bahkan dibuat jadi makanan enak, itulah yang dilakukan Jepang saat ini.
Jumat (1/8/2017) kemarin merupakan Hari Pencegahan Bencana Alam di Jepang, di Sapporo untuk pertama kali ada acara menarik bagi masyarakat dengan membuat kontes resep makanan darurat yang enak.
Bukan asal makanan saja, tetapi makanan darurat yang enak.
Salah satu resep makanan lezat “makanan bencana” yang dibuat adalah “Salmon cultotcho” dengan menuangkan banyak sayuran risotto tomat, ke dalam menu Salmon tersebut.
Tentu saja ada makanan kalengnya berisi ikan salmon. Tetapi untuk membuat enak dan bergizi adalah hal lain, dan bagaimana menciptakan hal tersebut dengan apa adanya dan bahan dari sekeliling kita saat bencana alam muncul?
Enam finalis muncul dari lebih 200 peserta kontes.
Salah satunya yang terpilih dengan masakan tersebut, seorang ibu rumah tangga di Kota Tomakomai yang merancang resep ini.
“Saya membuat resep ini dengan harapan agar orang yang makan akan menjadi ceria, tetap terjaga sehat meskipun dalam suasana darurat bencana,” kata dia.
Resep finalis dimasak di tempat, dimakan saat kontes oleh para juri dan dinilai.
Intinya menilai apakah bisa memasak dengan mudah menggunakan bahan yang sudah tidak asing lagi dan apakah keseimbangan nutrisi sudah ada.
Sebagai hasil penilaian juri, resep “Sup Sanbeijiro Hokkaido Untuk Kehangatan tubuh dan pikiran” terpilih sebagai juara.
Isinya, kentang dari kalengan Hokkaido dan salmon rebus air, alkohol manis dan sebagainya digunakan. Jadilah sup yang agak asin sederhana serta kaya nutrisi.
Sanbeijiro adalah sup dengan dedak beras atau sayuran asin (misalnya wortel, daikon atau kentang) dan ikan (misalnya salmon, gadid atau Arabesque greenling) direbus dalam kaldu asin (kadang ditambahkan sedikit sake), merupakan hidangan khas lokal Hokkaido lokal.
Sebanyak 25 resep dalam kontes tersebut akan dipublikasikan di situs internet sebagai “Makanan Darurat”.
Sementara itu di Perfektur Niigata, sekitar 100.000 orang terkena Gempa Chuetsu Niigata 13 tahun yang lalu, terpaksa menjalani kehidupan evakuasi jangka panjang.
Niigata secara terbuka menawarkan resep makanan yang bermanfaat yang bisa dinikmati dengan sehat meski terjadi bencana dan masih dalam kondisi normal.
Kondisinya bisa dimasak dalam waktu 45 menit dengan kompor kaset, panci, air botol plastik dan lainnya meski listrik, gas dan air dihentikan.
Dua puluh dua resep terpilih dari 80 resep yang masuk.
Salah satu yang terpilih adalah “Quick Hito”. Ini terbuat dari mie kering yang selalu tersedia di rumah dan sayuran tradisional Nagaoka juga digunakan.
“Tepung beras ubi jalar kaleng” yang terpilih sebagai hadiah istimewa, mengurangi jumlah dan jenis bumbu dengan menggunakan miso boiler dan mempermudah makan dari anak-anak sampai lansia. Sayuran lokal “Yugou” juga digunakan.
“Grand Prix Makanan Bencana” ini memiliki banyak respon di Niigata sehingga sempat tercetak 50.000 buku yang memperkenalkan 20-an resep makanan bencana.
Kumiko Kaneko dari Pusat Kesehatan Masyarakat Nagaoka yang terlibat dalam inisiatif ini adalah orang yang terpaksa tinggal di tempat penampungan di sebuah sekolah dasar selama sebulan karena gempa Niigata.
“Makan di pusat evakuasi telah mengalami kegemukan, ada banyak rasa dan kuantitas, jadi saya pikir saya ingin makan sesuatu yang saya pernah masak sebelumnya,” ujar dia.
Dalam kasus bencana, kasus dengan makanan darurat seperti roti kering dan beras pregelatinisasi sudah umum terjadi sebelumnya.
Namun dalam masa evakuasi yang berkepanjangan, dari “makanan darurat” ditujukan untuk suplementasi nutrisi sampai kembali ke kehidupan semula.
Lain lagi dengan cerita dari Kota Kuroshio di Perfektur Kochi. Di kota ini, muncul makanan kalengan yang menjadi makanan darurat di zaman sekarang.
Sebanyak 17 makanan kalengan untuk darurat dengan hidangan yang menggunakan bonito dan shiira yang diperoleh di Teluk Tosa.
Penjualan tahunan makanan darurat tersebut mencapai 7 juta yen di tahun pertama, tapi sekarang telah meningkat 10 kali menjadi 70 juta yen.
Jumlah karyawan juga meningkat tiga kali lipat dari awal.
Sebenarnya Kota Kuroshio memiliki tsunami nasional tertinggi 34,4 meter saat gempa bumi besar Nankai megathrust di masa lalu.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.