Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe diteriaki partai oposisi dalam sidang parlemen, Senin (8/5/2017) karena menyebut nama koran Yomiuri Shimbun saat menjawab pertanyaan Akira Nagatsuma dari Partai Demokrat (DPJ).
“Kalau mau tahu rincian dari Rancangan UUD yang baru pola pemikiran Partai Liberal (LDP) bisa membaca koran Yomiuri Shimbun lebih jelas,” kata Abe di sidang parlemen kemarin.
Semua anggota Partai Oposisi berteriak menentangnya bahkan Nagatsuma berkomentar, “Ngomong apa sih hal bodoh seperti itu.”
Jawaban Abe itu pun sempat diberikan peringatan oleh Pemimpin Sidang, Yasukazu Hamada yang juga dari LDP.
“Tidak layak menyebut nama koran Jepang, mohon diperhatikan dan jangan sampai terjadi lagi di kesempatan mendatang,” kata Hamada.
Saat itu Nagatsuma bertanya apakah Abe akan menarik kembali tiga poin utama yang memasukkan soal pasukan bela diri Jepang (SDF) menjadi tentara pertahanan di dalam amandemen UUD yang baru mendatang.
Abe dengan jelas menyatakan tidak akan mengubah yang telah dibuatnya sejak tahun 2012 dan memohon kepada para anggota parlemen membahasnya bersama-sama dengan baik mengenai Rancangan UUD yang baru tersebut.
Selain itu Abe juga menekankan bahwa perubahan itu hanya bisa terjadi kalau sedikitnya dua per tiga anggota parlemen menyetujui dan mengesahkan Rancangan UUD yang baru, baru bisa dilaksanakan.
“Oleh karena itu kami mohon kiranya dapat dibahas bersama secara mendalam Rancangan UUD yang baru tersebut,” kata Abe.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.