Shinzo Abe Ingin Jepang Terbebas dari Tekanan Deflasi dengan Anggaran 97,45 Triliun Yen

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ingin Jepang ke luar dari tekanan deflasi dengan anggaran 97,45 triliun yen yang diputuskan Senin (27/3/2017) di parlemen (diet).

“Kita sudah putuskan anggaran ini, mari segera meningkatkan dan menggerakkan lebih cepat ekonomi Jepang agar keluar dari tekanan deflasi saat ini,” kata Abe.

Untuk itu 1 April mendatang seperti tiga anggaran (32,47 triliun yen) akan segera dipasok guna meningkatkan keamanan social security warga Jepang termasuk biaya medis dan kesejahteraan lansia Jepang.

Sebanyak 5,13 triliun yen untuk anggaran pertahanan Jepang, kenaikan anggaran ke lima tahun berturut-turut untuk menghadapi agresifnya China dan Korea utara.

Jepang telah berjanji untuk mengubah defisit dalam keseimbangan primer menjadi surplus pada tahun fiskal 2020 tetapi kemungkinan perampingan tujuan akan dicapai berdasarkan proyeksi saat ini.

Berbicara kepada wartawan setelah berlalunya anggaran ini, Menteri Keuangan Taro Aso menyatakan harapan bahwa anggaran akan membantu memacu pertumbuhan ekonomi dan menegaskan kembali komitmen negara untuk tujuan mencapai surplus primer.

Untuk tahun fiskal 2017, penerimaan pajak diperkirakan mencapai 57,71 triliun yen, naik 108,0 miliar yen dari fiskal 2016 anggaran awal.

Sedangkan penerbitan obligasi baru diperkirakan 34,37 triliun yen, turun 62,2 miliar yen dari rencana awalnya yang dianggarkan untuk tahun ini.

Ketergantungan negara kepada utang untuk membayar anggaran fiskal 2017 akan berkurang sedikit menjadi 35,3 persen.

Sebagai bagian dari peninjauan ulang dari sistem pajak, ambang batas pendapatan tahunan untuk pemotongan pajak suami-istri akan dinaikkan menjadi 1,5 juta yen mulai saat ini, dari sebelumnya sebesar 1,03 juta yen.

Karena pemerintah bertujuan untuk mendorong lebih banyak perempuan bergabung di dunia tenaga kerja.

Di bawah sistem baru, jika kepala rumah tangga mendapatkan 11,2 juta yen atau kurang di dalam satu tahun dan istri mendapatkan penghasilan 1,5 juta yen atau kurang, maka 380.000 yen akan dipotong dari penghasilan kena pajak kepala rumah tangga.

Jumlah pemotongan tersebut akan berkurang jika pendapatan kepala rumah tangga melebihi 11,2 juta yen.

Dalam perubahan lain, konsumen akan dapat membeli bir dengan harga lebih murah tetapi mereka akan perlu membayar lebih untuk “happoshu” low-malt bir dan “bir kategori ketiga” yang terbuat dari alternatif malt atau campurannya.

Pajak atas bir dan minuman seperti bir akan bersatu dalam tiga tahap sebelum menetap di 54,25 yen per 350 mililiter pada bulan Oktober 2026.

Wine dan sake Jepang akan memiliki tarif pajak terpadu yang baru nantinya.

Be the first to comment

Leave a Reply