Keadaan perekonomian Jepang yang masih jalan di tempat pertumbuhan ekonomi nol koma sekian persen, membuat banyak orang, termasuk penjahat melakukan berbagai penipuan canggih saat ini.
“Hati-hati pengiriman barang ditagih di rumah berpura-pura anggota keluarga membeli barang tersebut barang diantar ke rumah dibayar di rumah, mulai muncul belakangan ini,” ungkap sumber JIEF seorang polisi Jepang Rabu kemarin (8/2/2017).
Bagaimana bentuk penipuan tersebut?
Satu sindikat akan mengawasi beberapa rumah tinggal, melihat dan mengincar kalau ada yang tinggal dua orang atau lebih di sana, terutama apabila siang hari ada orang lanjut usia menjaga rumah. Lalu mencari tahu nama keluarganya yang tinggal di sana.
Penipu mengirimkan barang, misalnya televisi 20 inch dengan harga 20.800 yen, lalu dikirimkan melalui takkyubin, perusahaan swasta jasa pengiriman barang (seperti Tiki atau JNE di Indonesia).
Sistim di Jepang, barang dikirim, biaya pembelian barang dan ongkos kirim barang bisa ditagih di rumah pembeli.
Karena penipu tahu siang hari hanya ada kakek atau nenek saja di rumah, pengiriman barang ditujukan kepada anaknya, seolah anaknya membeli televisi.
Percaya nama anaknya tertulis di kolom Penerima, si kakek atau si nenek biasanya percaya lalu membayar uang 20.800 yen tersebut.
“Olehkarena itu kalau beli barang online atau dari luar, kita tak ada sebaiknya beritahukan ke orang rumah. Atau kakek nenek telepon dulu ke anaknya, konfirmasi apakah benar dia membeli barang tersebut, barulah membayarnya kalau benar,” tambahnya.
Kasus penipuan canggih tersebut tampaknya memang telah terjadi di Jepang saat ini dan ramai dibicarakan chatting di dunia maya masyarakat Jepang.
Penipuan lain juga lewat online internet.
Toko makanan beef (sapi) Yoshinoya hari ini mengumumkan ada pemalsuan logo perusahaannya pada penjualan makanan di internet.
Bisa makan gratis daging sapi sepuasnya hanya 15.000 yen.
“Itu jelas pemalsuan dan penipuan. Kita sama sekali tidak pernah membuat kampanye seperti itu. Pihak Yoshinoya sedang melakukan pengusutan dan meminta pemalsu untuk menarik mundur iklan tersebut,” tekan seorang pejabat Yoshinoya kepada pers Rabu ini.
Pada situs online palsu tersebut jelas memang seolah kampanye Yoshinoya dan menggunakan logo Yoshinoya di sana.
Bagi masyarakat yang tinggal di Jepang ada kemungkinan bisa terkena penipuan tersebut, karena dengan logo tersebut banyak yang langsung percaya di Jepang, ungkap sumber JIEF lagi.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.