Kenaikan upah di Indonesia menjadi isu terbesar perusahaan Jepang yang berada di Indonesia sesuai hasil survei Badan Perdagangan Luar Negeri Jepang (Jetro) yang dilakukan 10 Oktober hingga 10 November 2017.
“Tingkat kenaikan upah tetap merupakan masalah operasional terbesar perusahaan Jepang di Indonesia. Namun di Asia umumnya menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap sumber JIEF, Sabtu (23/12/2017).
Kenaikan upah di Indonesia tercatat dari hasil survei Jetro itu sebesar 80,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Lebih besar dari pada kenaikan di China yang mencapai 75,3 persen. Lalu Kenaikan di Vietnam 75,2 persen dan kenaikan di India 72,1 persen.
Secara keseluruhan bisnis Jepang di Asia menunjukkan hasil optimisme serta pemulihan kenaikan antusiasme terhadap ekspansi bisnis, sehingga kepercayaan bisnis perusahaan Jepang semakin meningkat di Asia.
Respons survei yang valid berasal dari 4.630 perusahaan dengan tingkat respons yang valid sebesar 38,6 persen.
Perusahaan Jepang di Asia mengalami kenaikan keuntungan yang mencapai kerugian semakin sedikit.
Demikian pula khususnya peningkatan kepercayaan bisnis terutama di Asia Barat Daya. Sedangkan bisnisnya di China mulai pulih kembali.
Di bidang manufaktur, tingkat pengadaan lokal meningkat di Asia Tenggara, namun masih jauh lebih rendah dibandingkan permintaan di China.
Sedangkan di bidang non-manufaktur terjadi pergeseran target pengembangan pasar dari “afiliasi Jepang” menjadi “perusahaan lokal”.
Persentase perusahaan yang memperkirakan laba operasional untuk 2017 menandai 67,4 perse dari total responden, meningkat sebesar 4,6 persen dibandingkan tahun 2016.
Sebaliknya, perusahaan yang mengalami defisit 18,3 persen turun 3,5 persen dibandingkan tahun 2016.
Menurut negara dan wilayah, persentase perusahaan yang menguntungkan paling tinggi terjadi di Korea (82,1 persen) dan Taiwan (81,7 persen), kemudian di Filipina, Australia dan Malaysia.
Sementara itu, di negara-negara di mana banyak perusahaan Jepang memiliki sejarah operasional yang relatif pendek seperti Sri Lanka (31,0 persen), Myanmar (33,8 persen) dan Kamboja (35,4 persen).
Membandingkan perubahan dalam persentase responden yang menjawab bahwa mereka akan memperluas bisnis di Asia Tenggara jauh semakin meningkat ketimbang pilihan China.
Motivasi bisnis perusahaan Jepang saat ini sangat tinggi di Pakistan (81,3 persen), Myanmar (70,7 persen), India (69,6 persen) dan Vietnam (69,5 persen).
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.